Pernyataan JITU Aksi 4 November 2016
Habieb Rizieq memimpin aksi bela Islam II |
Jakarta (mentarisenja12)-- Aksi unjukrasa damai bela Islam II telah berakhir hari ini (5/11/2016) setelah demonstran melakukan kesepakatan dengan pemerintah yang diwakili oleh MPR dan Komisi III DPR RI. Hasil dari kesepakatan tersebut adalah, kasus penistaan Al-qur'an yang dilakukan oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok akan segera diproses.
Selama aksi unjukrasa berlangsung, Jurnalis Islam Bersatu (JITU) hadir ditengah-tengah pengunjuk rasa hingga aksi unjuk rasa berakhir, sehingga mereka mengetahui dengan pasti apa yang terjadi dilapangan mulai dari suasana yang kondusif hingga kerusuhan di menit-menit terakhir.
Berikut pernyataan JITU soal aksi damai Bela Islam II dan kericuhan di menit-menit terakhir yang di terima olehmentarisenja12.
Bismillahirahmanirrahim,
Assalamu'alaikum Warahmatullahi wabarakatuh.
Berdasarkan pantauan wartawan dilapangan Jurnalis Islam Bersatu, aksi damai Bela Islam II atau aksi bela Al-qur'an pada 4 november 2016 yang dilakukan kurang lebih 1 juta umat muslim, menjelang dan pada saat aksi secara umum berlangsung tertib dan damai. Namun aksi yang penuh kedamaian ini ternoda karena tiba-tiba terjadi kericuhan di menit-menit terakhir. Karena itu, sebagai jurnalis yang berada di tempat kejadian, Jurnalis Islam Bersatu (JITU) menyamaikan beberapa kesaksian yaitu :
- Kami berada di barisan terdepan melihat bahwa insiden di menit-menit terakhir dipicu oleh tindakan Kepolisian yang mengarahkan tembakan gas air mata kearah para ulama yang pada saat itu justru berusaha menenangkan massa yang terprovokasi. Tidak benar bahwa insiden ini diakibatkan oleh peserta aksi.
- Kami mendengar dan melihat bagaimana para tokoh ulama dan masyarakat baik dibarisan terdepan sampai terbelakang, berharap dapat bertemu dengan Presiden Joko Widodo untuk menyampaikan tuntutan. Namun kami juga melihat fakta yang tidak adanya tanda-tanda presiden Jokowi akan menemui para peserta aksi.
- Kami mendengar dan menyaksikan begitu besarnya keinginan masyarakat Muslim yang melaksanakan aksi maupun yang tidak hadir, untuk menuntut Ahok yang di nilai Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah menistakan Al-qur'an ke pengadilan secepatnya. Karena itu, kami menghimbau kepada para ulama agar tidak berhenti menyuarakan aspirasi umat Islam tersebut.
- JITU juga memandang adanya arus ketidak percayaan Umat Islam kepada media-media tertentu. Hal ini dipicu oleh sikap media massa tersebut yang tidak adil dalam memberitakan aksi damai bela Islam. Oleh karena itu, JITU menyerukan agar wartawan tetap bersikap profesional dan dapat menggunakan hati nuraninya dalam membuat berita.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Jakarta, Sabtu 5/11/2016
tertanda
Agus Abdullah
Ketua Umum JITU
No comments:
Post a Comment