Saturday, March 18, 2017

Malioboro Yogyakarta

Malioboro Yogyakarta Wisata Belanja dan Sejarah

Suasana Jalan Malioboro

Malioboro merupakan kawasan perbelanjaan yang legendaris yang menjadi salah satu kebanggaan kota Yogyakarta. Penamaan Malioboro berasal dari nama seorang anggota kolonial Inggris yang dahulu pernah menduduki Jogja pada tahun 1811-1816 M yang bernama Marlborough.

Kolonial Hindia Belanda membangun Malioboro di pusat kota Yogyakarta pada abad ke-19 sebagai pusat aktivitas pemerintahan dan perekonomian. Secara simbolis juga bermaksud untuk menandingi kekuasaan Keraton atas kemegahan Istananya yang mendominasi kawasan tersebut.

Untuk menunjang tujuan tersebut maka selanjutnya Kolonial Belanda mendirikan :
  • Benteng Vredeburg, (didirikan pada tahun 1765, sekarang benteng tersebut dikenang menjadi sebuah museum yang dibuka untuk wisata publik).
  • Istana Kepresidenan Kolonial ( sekarang menjadi Istana Presiden Gedung AGung di tahun 1832 M)
  • Pasar Beringharjo, Hotel Garuda (dahulu sebagai tempat menginap dan berkumpul para elit kolonial).
  • Kawasan Pertokoan Malioboro (menjadi pusat perekonomian kolonial)
Bangunan-bangunan sejarah yang terletak di kawasan Malioboro tersebut menjadi saksi bisu perjalanan kota ini dari masa-kemasa.

Malioboro menyajikan berbagai aktivitas belanja, mulai dari bentuk aktivitas tradisional sampai dengan aktivitas belanja modern. Salah satu cara berbelanja di Malioboro adalah dengan proses tawar-menawar terutama untuk komoditi barang-barang yang berupa souvenir dan cenderamata yang dijajakan oleh pedagang kaki lima yang berjajar di sepanjang trotoar jalan Malioboro. Berbagai macam cenderamata dan kerajinan dapat anda dapatkan disini seperti kerajinan dari perak, kulit, kayu, kain batik, gerabah dan sebagainya.

Anda jangan heran melihat harga barang ditempat ini, misalnya penjual souvenir menawarkan barang tersebut seharga 50.000,-, kalau anda tertarik barang tersebut maka tawaran tersebut harus segera disusul dengan proses tawar-menawar dari wisatawan. Dari harga tersebut bisa menjadi trurun drastis, bisa jadi pedagang akhirnya melepas dengan harga 20.000,-. Hal ini juga berlaku bila wisatawan berkunjung dan belanja di pasar tradisional Beringharjo yang letaknya tak jauh dari Malioboro. Begitulah keunikan tradisi dari wisata belanja Malioboro, pembeli harus bisa tawar-menawar.

Kawasan Malioboro dekat dengan obyek wisata sejarah lainnya yang sangat banyak menyimpan cerita sejarah yang menarik. Setelah anda berbelanja di Malioboroanda bisa meneruskan mengunjungi obyek wisata lain yang jaraknya cukup dekat. Tempat dan obyek wisata tersebut seperti berwisata arsitektur peninggalan kolonial Belanda dan wisata belanja tradisional lainnya. Obyek wisat sejarah yang berdekatan dengan Malioboro seperti, Keraton Yogyakarta, ALun-alun utara, Masjid Agung, Benteng Vredeburg, Museum Sonobudoyo dan Kampung Kauman.

Wisata Arsitektur peninggalan kolonial di Yogyakarta yang masih bisa disaksikan seperti Gedung Siciatet (Sekarang menjadi Taman Budaya), Bank Indonesia, Hotel Inna Garuda dan Bank BNI '46. Sedangkan wisata belanja tradisional yang cukup berdekatan dengan Malioboro terdapat di Pasar Ngasem dan Pasar Beringharjo. Terdapat juga perpustakaan umum milik Pemerintah Provinsi DIY bagi wisatawan yang gemar membaca.

Lokasi
Alamat tempat wisata Malioboro ini berada di Jalan Malioboro, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Harga Tiket
Kawasan Malioboro merupakan tempat umum sehingga wisatawan tidak dikenakan biaya, hanya dikenakan biaya parkir kendaraan.

Fasilitas

Fasilitas dan Akomodasi sebagai sarana pendukung sektor kepariwisataan di tempat ini sudah lengkap, diantaranya :
  • Hotel berbintang lima dampai dengan hotel kelas Melati
  • Rumah Makan yang tersebar di wilayah ini yang sangat beragam
  • Restoran atau Cafe yang menyediakan berbagai masakan cina, fast food atau ala masakan barat
  • Tempat Ibadah
  • Polisi Pariwisata
  • Pos Informasi
  • Kios Money Changer
  • ATM
  • Warnet
  • Kios Oleh-oleh khas Ygyakarta dan lain-lain.


No comments:

Post a Comment